Minggu, 27 Oktober 2013

B. Tipe tipe perilaku masyarakat menghadapi perubahan sosial budaya

Ada beberapa pengelompokkan tipe – tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial budaya, yaitu :
1.     Tipe perilaku masyarakat yang mengharapkan terjadinya perubahan
Tipe perilaku ini adalah kelompok masyarakat yang mempunyai pemikiran – pemikiran yang progresif dan tidak nyaman dengan kemapanan. Dari kelompok inilah sering muncul tokoh – tokoh yang menggelorakan dan memperjuangkan secara nyata perubahan dalam masyarakat. Tidak jarang dari kelompok ini dalam usahanya melakukan perubahan sosial budaya memunculkan gerakan revolusi. Mereka dalam sosiologi dikenal sebagai “agent of change” (agen perubahan), biasanya berasal dari kelompok menengah. Dalam gerakan reformasi di Indonesia tipe perilaku ini adalah mahasiswa.

2.     Tipe perilaku masyarakat yang apatis (masa bodoh) terhadap perubahan sosial budaya
Tipe perilaku masyarakat yang apatis terhadap perubahan terdiri atas 2 kalangan.
*      Kalangan anggota masyarakat yang disibukkan dengan upaya – upaya pemenuhan kebutuhan pokok. Dalam gerakan reformasi tahun 1998 kelompok ini terdiri atas rakyat jelata yang pada waktu itu banyak menderita karena harga – hrga yang melambung tinggi , akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
*      Kalangan anggota masyarakat yang memandang bahwa perubahan sosial budaya dalam masyarakat secara almiah pasti terjadi. Mereka mempunyai anggapan bahwa tidak ada gunanya menolak atau menerima perubahan, karena perubahan itu pasti terjadi. Dalam gerakan reformasi tahun 1998 kelompok ini terdiri atas masyarakat yang berpendidikan dan berpengalaman.

3.     Tipe perilaku masyarakat yang menolak perubahan sosial budaya
Kelompok masyarakat yang menolak perubahan didasarkan pada beberapa alasan. Berikut ini beberapa alasan tersebut.
*      Perubahan sosial budaya akan merusak system – system kemasyarakatan yang sudah mapan. Dalam kenyataannya memang ada perubahan sosial budaya suatu bangsa justru membawa kehancuran pada bangsa itu sendiri.
*      Adanya alasan – alasan yang bersifat subjektivitas pribadi, misalnya alasan yang berasal ari kelompok – kelompok masyarakat yang memiliki status sosial yang telah mapan. Mereka memiliki rasa ketakutan karena perubahan akan mengganggu kemapanannya.
Dalam gerakan reformasi tahun 1998 kelompok ini terdiri atas kelompok masyarakat yang sudah menikmati kemapanan dan kesejahteraan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar