Minggu, 27 Oktober 2013

C. Dampak positif dan negatif perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya dapat menimbulkan dampak positif (menguntungkan) dan dampak negatif (merugikan) bagi kehidupan di masyarakat.

1.     Dampak positif perubahan sosial budaya
a.      Semakin rekatnya integrasi dalam masyarakat. Hal ini terjadi apabila masyarakat bijaksana dalam menyikapi perubahan yang ada. Dengan sikap bijaksana perubahan sosial tidak menimbulkan konflik.
b.      Dapat mengadopsi unsur – unsur kebudayaan dari masyarakat luar, sebagai sumber penambahan kekayaan budaya suatu masyarakat. Unsur – unsur budaya yang diadopsi adalah unsure budaya yang mudah diterima oleh masyarakat. Unsur budaya tersebut mempunyai ciri – ciri berikut ini.
Ø  Unsur budaya kebendaan, misalnya teknologi atau peralatan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Ø  Unsur – unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya : radio, TV, internet, komputer, dan lain –lain.
Ø  nsur – unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima. Misalnya, alat penggilingan padi dengan teknis yang sederhana dan harga yang murah mudah diterima oleh masyarakat Indonesia agraris.
c.       Dapat merubah pandangan masyarakat yang kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Dampak ini khususnya dirasakan manusia oleh masyarakat yang primitive dan terisolir.
d.      Terjadinya modernisasi di berbagai bidang. Dengan modernisasi dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat diberbagai bidang, yaitu sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain – lain.

2.     Dampak negatif perubahan sosial budaya
a.      Terjadinya ketertinggalan budaya (cultural lag)
Cultural lag yaitu suatu keadaan dimana terjadi unsur – unsur kebudayaan tertentu yang tertinggal perkembangannya di tengah berbagai kemajuan unsur kebudayaan yang lain.
Cultural lag terjadi karena laju pertumbuhan kebuayaan yang tidak sama pada suatu masyarakat. Agar tidak terjadi ketertinggalan budaya maka masyarakat dibiasakan untuk berpikir ilmiah dan rasional terutama pada masyarakat yang sedang berkembang.
b.      Terjadinya disorganisasi sosial
Disorganisasi sosial adalah suatu keadaan di mana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan. Disorganisasi dapat diketahui, dari suatu organisasi dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Perwujudan disorganisasi yang nyata adalah timbulnya masalah sosial.
Apabila disorganisasi sosial dibiarkan akan mengakibatkan terjadinyi disintegrasi sosial. Disintegrasi sosial ditandai dengan gejala gejala awa berikut ini-
1.      Tidak adanya persamaan pandangan antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan pegangan bersama.
2.      Nilai-nilai dan norma - norma masyarakat tidak lagi berfungsi dengan baik Karen adanya perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat.
3.      Terjadinya pertentangan antara norma-norma dalam masyarakat.
4.      Sanksi yang diberikan pada pelanggar norma tidak dilakukan secara konsekuen.
5.      Terjadinya proses-proses sosial yang dissosiatif, misalnya konflik sosia kompetisi, dan kontravensi
c.       Menurunnya rasa solidaritas sosial, tenggng rasa, gotong royong, toleransi, dan lain – lain
d.      Munculnya berbagai demonstrasi, kenakalan remaja, meningkatkan angka kriminalitas dan pergolakan di berbagai daerah.


B. Tipe tipe perilaku masyarakat menghadapi perubahan sosial budaya

Ada beberapa pengelompokkan tipe – tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial budaya, yaitu :
1.     Tipe perilaku masyarakat yang mengharapkan terjadinya perubahan
Tipe perilaku ini adalah kelompok masyarakat yang mempunyai pemikiran – pemikiran yang progresif dan tidak nyaman dengan kemapanan. Dari kelompok inilah sering muncul tokoh – tokoh yang menggelorakan dan memperjuangkan secara nyata perubahan dalam masyarakat. Tidak jarang dari kelompok ini dalam usahanya melakukan perubahan sosial budaya memunculkan gerakan revolusi. Mereka dalam sosiologi dikenal sebagai “agent of change” (agen perubahan), biasanya berasal dari kelompok menengah. Dalam gerakan reformasi di Indonesia tipe perilaku ini adalah mahasiswa.

2.     Tipe perilaku masyarakat yang apatis (masa bodoh) terhadap perubahan sosial budaya
Tipe perilaku masyarakat yang apatis terhadap perubahan terdiri atas 2 kalangan.
*      Kalangan anggota masyarakat yang disibukkan dengan upaya – upaya pemenuhan kebutuhan pokok. Dalam gerakan reformasi tahun 1998 kelompok ini terdiri atas rakyat jelata yang pada waktu itu banyak menderita karena harga – hrga yang melambung tinggi , akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
*      Kalangan anggota masyarakat yang memandang bahwa perubahan sosial budaya dalam masyarakat secara almiah pasti terjadi. Mereka mempunyai anggapan bahwa tidak ada gunanya menolak atau menerima perubahan, karena perubahan itu pasti terjadi. Dalam gerakan reformasi tahun 1998 kelompok ini terdiri atas masyarakat yang berpendidikan dan berpengalaman.

3.     Tipe perilaku masyarakat yang menolak perubahan sosial budaya
Kelompok masyarakat yang menolak perubahan didasarkan pada beberapa alasan. Berikut ini beberapa alasan tersebut.
*      Perubahan sosial budaya akan merusak system – system kemasyarakatan yang sudah mapan. Dalam kenyataannya memang ada perubahan sosial budaya suatu bangsa justru membawa kehancuran pada bangsa itu sendiri.
*      Adanya alasan – alasan yang bersifat subjektivitas pribadi, misalnya alasan yang berasal ari kelompok – kelompok masyarakat yang memiliki status sosial yang telah mapan. Mereka memiliki rasa ketakutan karena perubahan akan mengganggu kemapanannya.
Dalam gerakan reformasi tahun 1998 kelompok ini terdiri atas kelompok masyarakat yang sudah menikmati kemapanan dan kesejahteraan

A. Bentuk - bentuk Perubahan Sosial Budaya

Perubahan – perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagai berikut.

1.     Dilihat dari proses/waktu
1.      Perubahan secara lambat (evolusi)
Perubahan evolusi adalah perubahan yang berlangsung lama dengan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa ada tekanan terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena rakyat berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keperluan – keperluan, dan kondisi – kondisi baru yang timbul mengikuti perubahan masyarakat.
Contoh : Perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern

2.      Perubahan secara cepat (revolusi)
Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung relative cepat dan mengenai dasar – dasar atau sendi – sendi pokok kehidupan masyarakat.  Di dalam revolusi, perubahan – perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu.

Secara umum, revolusi dapat terjadi apabila terdapat hal-hal seperti berikut ini.
·          Harus ada keinginan untnk mengadakan suatu perubahan. Hal ini terjadi karena di masyarakat terdapat perasaan tidak puas terhadap suatu keadaan sehingga ada keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan dari keadaan tersebut.
·          Adanya seorang pemimpin atau kelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
·          Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat tersebut, untuk kemudian meneruskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat untuk dijadikan program dan arah bagi gerakan masyarakat.
·          Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan tujuan gerakan revolusi kepada masyarakat.
·          Harus ada momentum (pemilihan waktu yang tepat) untuk terjadinya revolusi.
            Contoh : Revolusi industry, revolusi kemerdekaan

2.     Dilihat dari pengaruh
1.      Perubahan yang pengaruhnya kecil
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang kurang membawa pengaruh langsung atau kurang berarti bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan yang demikian ini tidak sampai membuat keguncangan-keguncangan dalam masya­rakat
            Contoh : Perubahan mode pakaian, rambut, dan sebagainya

2.      Perubahan yang pengaruhnya besar
Perubahan dikatakan memiliki pengaruh besar bagi masyarakat apabila perubahan tersebut dapat mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat yang penting, seperti sistem kepemilikan tanah, stratifikasi sosial, sebagainya.
            Contoh : Industrialisasi

3.     Dilihat dari penyebab
1.      Perubahan yang dikehendaki/direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan - perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki
            Contoh : Proses pembangunan, program KB, pekan imunisasi nasional

2.      Perubahan yang tidak dikehendaki/direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan ataukendala-kendala dalam masyarakat pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.
            Contoh : Bencana alam

4.     Dilihat dari hasil
1.      Perubahan yang membawa ke arah kemajuan (progress)
Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana, menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan pembangunan yang membawa kemajuan.
            Contoh : Penemuan alat – alat transportasi, penemuan alat alat komunikasi

2.      Perubahan yang membawa ke arah kemunduran (regres)
Tidak semua perubahan yang bertujuan kea rah kemajuan selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang, dampak negatof yang direncanakan pun muncul dan bisa menimbulkan masalah baru. Jika, perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai suatu kemunduran.
Contoh : Penggunaan handphone karena secara tidak langsung telah mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi secara secara langsung, penyalahgunaan narkotika, penggunaan transportasi menyebabkan polusi